Senin, 13 Mei 2013

media dan alat pembelajaran


Media dan alat peraga pembelajaran
A.    Media
Media pembelajaran IPA adalah alat bantu pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep IPA sedang dipelajari.
 Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung , yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat lunak, dan (b) alat penampil atau perangkat keras. Sebagaii contoh  guru akan mengajarkan  bagaimana urutan gerakan melakukan sholat. Kemudian guru tersebut menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar ke dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia buat sebelumnya. Kemudian siswapun melakukan gerakan sholati dengan apa yang terdapat dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke dalam media sederhana.
Dalam perkembangannya dan pemanfaatannya media pembelajaran ini dapat dibagi berdasarkan jenisnya, daya liputnya, bahan pembuatannya, yaitu sebagai berikut:
1.      Berdasarkan jenis atau macamnya:
a.       Visual , contoh: gambar, diagram dll
b.      Audio, contoh: radio, kaset dll
c.       Audio visual, contoh:  video, film dll
d.      3 dimensi
2.      Berdasarkan Daya liputnya :
a.       Luas dan serentak
b.      Terbatas ruang dan waktu
c.       Untuk individu
3.      Berdasarkan Bahan dan pembuatan:
a.       Media sederhana
b.      Media kompleks



ü  Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan media pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar; (2) strategi pembelajaran; (3) sistem evaluasi yang digunakan. Prinsip Pemilihan media: a) Tujuan Pemilihan; b)karakteristik media; 3)alternatif pemilihan. Faktor yang perlu diperhatikan : 1) objektivitas; 2) program pengajaran; 3) Sasaran program (siswa); 4) situasi dan kondisi; 5) kualitas teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan. Kriteria Pemilihan , mencakup:
1.      Topik menarik minat siswa.
2.      Materi dalam media penting bagi siswa.
3.      Relevan dengan kurikulum yang berlaku.
4.      Apakah materinya autentik dan aktual.
5.      Apakah fakta atau konsepnya benar.
6.      Format sistematis dan logis.
7.      Objektif orientasi kebutuhan siswa.
8.      Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat kualitas.
9.      Bahasa, simbol dan ilustrasi cukup komunikatif.
10.  Sudah teruji daya dukungnya.

B.     Alat peraga
Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai Manfaat , dalam arti segala sesuatu  alat yang dapat menunjang keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran.  Ada istilah lain dari alat  peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.
Sebagai ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam televisi  bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke kelas, kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada siswa sehingga siswa memahami kenapa gambar terlihat pada layar televisi. Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga , bukan sebagai media.

ü  Pemilihan Alat Peraga
Terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk pembelajaran masa kini terutama jika melihat karakteristik KBK, yaitu mencakup:
1.      kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang akan  dilakukan oleh siswa;
2.      kemudahan dalam memperoleh alatnya dan kemudian dalam perancangannya;
3.      kemudahan dalam penggunaannya;
4.      terjamin keamanan dalam penggunaannya;
5.      kemampuan dana;
6.      kemudahan dalam penyimpanan, pemeliharaan dan sebagainya.
C.     Perbedaan media dan alat peraga pembelajaran
Jika diperhatikan sekilas memang seolah adalah sesuatu yang sama, namun ada baiknya kita simak pendapat Drs. Basyirudin Usman, M.Pd dan Prof. Dr. H. Asnawir (2002) “....perbedaan antar media dengan alat peraga terletak pada fungsi, bukan substansinya saja. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya sebagai alat bantu. Hal tersebut dikatakan media jika sumber belajar itu merupakan bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar”.
Jika melihat hal tersebut maka media memiliki tugas sebagaimana guru menjadi sumber belajar bagi siswa. Jadi media merupakan sumber belajar yang bukan manusia. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedang alat bantu hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi. Sebagai mana disebutkan bahwa alat bantu terbagai menjadi dua, yaitu opsional dan esensial.
Adapun yang dimaksud adalah :  Alat bantu opsional atau pengayaan. Alat dapat dipilih guru sesuai kehendaknya sendiri asalkan cukup waktu dan biaya. Alat bantu esensial (diperlukan atau harus digunakan). Alat ini harus digunakan oleh guru untuk membantu pelajar dalam mencapai tujuan-tujuan belajar dari tugas yang diberikan. Alat jga memerlukan waktu dan biaya.

bahan ajar nyah


Bahan Ajar

A.  Pengertian
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
 Sedangkan  menurut Pannen (1995) Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sisitematis, yang digunakan  guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yaitu seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. 
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan lengkap (Panen dan Purwanto, 2004).

Bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat:
a.       Fakta, siswa diminta untuk mengingat suatu obyek, symbol atau pristiwa.
b.      Konsep, siswa diminta untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan cirri khas tertentu, mengklasifikasikan beberapa contoh sesuatu dengan suatu definisi.
c.       Prosedur, siswa diminta untuk menjelaskan langkah- langkah, prosedur scara urut, atau memecahakn suatu masalah atau membuat sesuatu.
d.      Prinsip, siswa diminta untuk mengemukakan hubungan antara beberapa konsep atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antara berbagai macam konsep.
B.  Bentuk Bahan Ajar
a.       Bahan cetak
seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
b.       Audio Visual
seperti: video/film,VCD
c.       Audio
seperti: radio, kaset, CD audio, PH
d.      Visual
Seperti : foto, gambar, model/maket.
e.       Multi Media
Seperti : CD interaktif, computer Based, Internet
Bahan ajar juga mempunyai beberapa cakupan dalam penyusunan suatu bahan ajar, diantaranya:
         Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat
         Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
         Tujuan yang akan dicapai
         Informasi pendukung
         Latihan-latihan
         Petunjuk kerja
         Penilaian
C.       Pengembangan bahan ajar
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar. Ada beberapa langkah dalam mengembangkan bahan ajar yaitu:
1.        Menganalisis kebutuhan instruksional yang menghasilkan perilaku-perilaku umum yang dibuat dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU);
2.        Menganalisis tujuan instruksional dengan menjabarkan perilaku-perilaku umum dari TIU menjadi perilaku-perilaku khusus yang menghasilkan perilaku-perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa;
3.        Menganalisis karakteristik siswa dan lingkungan menghasilkan perilaku-perilaku khusus yang sudah dimiliki oleh siswa;
4.        Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang diperoleh dari perilaku-perilaku khusus yang diharapkan dan perilaku-perilaku khusus yang sudah dimiliki siswa.




Dalam proses pengembangan bahan ajar terdapat 7 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya sehingga bahan ajar tersebut benar-benar menjadi bahan ajar yang efektif dan efisien. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kecermatan isi, berkenaan dengan validitas isi dan keselarasan isi
2.      Ketepatan cakupan, berkenaan dengan keluasaan dan kedalaman materi, serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya
3.      Ketercernaan bahan ajar, berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut dipahami dan dimengerti oleh pengguna
4.      Penggunaan bahasa, berkenaan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna
5.      Perwajahan/pengemasan, berkenaan dengan penataan letek informasi dalam satu halaman cetak
6.      Ilustrasi, berkenaan dengan variasi penyampaian pesan dalam bahan ajar agar lebih menarik, memotrivasi, komunikatif dan membantu pemahaman terhadap isi pesan
7.      Kelengkapan, komponen, berkenaan dengan paket bahan ajar yang dapat berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap dan komponen evaluasi.